Rabu, 02 Mei 2012

laporan kimia


LAPORAN KIMIA DASAR
TEKNIK LABORATORIUM




NAMA : DHODHI TRI SETIAWAN
NIM : A1C411023
ASDOS : OKTAVIANUS








PROGRAM PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2011/2012




BAB 1
PENDAHULUAN


Latar Belakang

Laboratorium adalah tempat riset ilmiah,eksperimen,pengukuran ataupun tempat penelitian ilmiah dilakukan. Laboratorium juga dapat diartikan sebagai suatu fasilitas yang memberikan hasil uji yang bergantung pada batasan-batasan fisik dan ekonomi daya beli, peraturan-peraturan, kebutuhun industri keluhan diri pribadi dan tuntutan dan pabrikindustri.
Laboratorium juga diartikan sebagai suatu lingkungan kerja yang komplek yang potensial untuk terjadinya ekspuls untuk terkena berbagai macam kecelakaan yang patogen (mikroba yang bahaya), api, bahaya, mekanik, substansi atau zat-zat radioaktif.
Penggunaan laboratorium yang aman ada 2 syarat
Memerlukan pengetahuan tentang zat atau bahan yang berbahaya di laborarorium
Memerlukan pengetahuan yang benar tentang prosedur-prosedur yang terperinci untuk menghilangkan bahan-bahan yang berbahaya.

Terlepas dari semua itu, resiko yang terjadi saat praktikum baik dari bahan-bahan kimia dalam laboratorium maupun dari faktor lain haruslah diperhatikan agar cedera saat praktikum dapat diminimalisasi.








BAB 2
PEMBAHASAN

Bekerja dalam laboratorium tak lepas dari kemungkinan bahaya dari berbegai jenis bahan kimia. Pemahaman mengenai berbagai aspek bahaya dalam laboratorium, memungkinkan para pekerja dalam menciptakan keselamatan dan kesehatan kerja.
Laboratorium adalah suatu pasilitas yang memberikan hasil uji yang bergantung pada batasan-batasan fisik dan ekonomi daya beli, peraturan-peraturan, kebutuhun industri keluhan diri pribadi dan tuntutan dan pabrikindustri.
Ada beberapa faktor yang terlibat di dalam kalibrasi pengukuran dan pengujian adalah
Pegawai atau staf
Peralatan
Akomodasi lingkungan
Metodelogi
Sample
Pengolahan data
Laboratorium juga diartikan sebagai suatu lingkungan kerja yang komplek yang potensial untuk terjadinya ekspuls untuk terkena berbagai macam kecelakaan yang patogen (mikroba yang bahaya), api, bahaya, mekanik, substansi atau zat-zat radioaktif.
Penggunaan laboratorium yang aman ada 2 syarat
Memerlukan pengetahuan tentang zat atau bahan yang berbahaya di laborarorium
Memerlukan pengetahuan yang benar tentang prosedur-prosedur yang terperinci untuk menghilangkan bahan-bahan yang berbahaya.


A. TATA TERTIB SEBELUM DAN SELAMA PRATIKUM
Saat melakukan pratikum di laboraturium seorang pratikan harus;
  • Dirumah/sebelum melakukan pratikum.
  • Mempelajari baik-baik teori dan metode percobaan yang akan di kerjakan di laboraturium.
  • Mengerjakan tugas atau pertanyaan yang ada di dalam percobaan dan menyerahkan kepada dosen pembimbing sebelum mengerjakan percobaan laboraturium.
  • Pada saat akan berangkat pratikan jangan lupa membawa kartu paratikum dan kartu pratikum mahasiswa.
  • Mempersiapkan segala keperluan yang di butuhkan untuk pratikum, termasuk alat-alat keselamattan kerja seperti jas laboraturium, masker, sarung tangan dan lain sebagainya.

  • Di dalam laboraturium.
  • Waktu pratikum
  • Usahakan untuk tidak terlambat.
  • Laboraturium adalah tempat bekerja / pratikum, karena :
  • Berpakaian yang sopan dan mengenakan jas laboraturium dengan rapi (semau kancing baju terpasang)
  • Dilarang makan minum dan merokok di dalam laboraturium.
  • Dilarang menaruh tas dan alat yang tidak berhubungan dengan pratikum kecuali buku dan alat tulis.
  • Taruhlah barang-barang pribadi di tempat yang telah di tentukan.
  • Serahkan buku pretikum dan tugas-tugas kepada asisten dosen pembimbing sebelum pratikum dimulai.
  • Tunjukan dan mintalah paraf acc dari dosen pembimbing pratikum pada lembaran hasil pratium (LHP) setelah pratikan menyelesaikan pratikumnya.
  • Cek dan telitilah alat-alat yang ada di lemari tiap-tiap kelompok.
  • Jenis dan jumlahnya
  • Keadaan alat : pecah , retak atau kotor.

  • Sesudah pratikum.
  • Buanglah segala jenis sampah ketempat yang sudah di sediakan , jangan buang kedalam bak cuci dan jangan biarkan berserakan di lantai atau di meja pratikum.
  • Kembalikan alat-alat dan reagen kimia ketempat yang etlah di sediakan dalam keadaan baik dan bersih serta rapikan kembali tempat meja prartikum.
  • Lihat pengumuman tentang pratikum berikutnya.
  • Sebelum meninggalkan laboratorium, alat listrik dimatikan, kran air ditutup, alat dan bahan dikembalikan pada tempatnya, kran gas ditutup dan meja praktikum dibersìihkan.
  • Penanganan limbah sesuai dengan karakteristiknya. Limbah organik padat seperti spesimen dibuang pada tempatnya.
  • Beberapa komponen yang erat kaitannya dengan keselamatan kerja di laboratorium sebagai berikut.
  • Adanya air yang cukup dengan saluran dan kran yang lancar serta memiliki shower untuk keperluan darurat.
  • Pipa saluran gas dan kran berfungsi dengan baik.
  • Memiliki alat pemutus arus listrik dan sekering sentral khusus laboratorium, voltase selalu tertera dengan jelas pada setiap terminal, dan selalu diperhatikan setiap kabel yang saling menghubungkan.
  • Adanya kotak P3K yang lengkap.
  • Tersedia alat pemadam kebakaran, baik busa, gas CO2, kotak pasir dan mantel tahan api.

B. TEKNIK-TEKNIK DASAR BEKERJA DI LABORATURIUM
  • Teknik dasar mencuci alat

Alat-alat laboratorium yang akan dipakai untuk penelitian dan praktikum mesti bersih. Alatyang bersih dapat diketahui bila permukaannya dibasahi akuades maka akan terdapat suatu lapisan film cairan yang merata. Adanya debu atau lemak menyebabkan lapisan film tersebut tidak merata kejadian ini dapat mengindikasikan bahwa peralatan tersebut belum bersih.
Untuk alat gelas yang bisa di masuki sikat seperti labu elemeyer dan gelas piala sebaiknya di cuci dengan sabun dan detergen sintetik. Pencucian pipet , beuret dan labu volumentrik jika perlu dapat dengan menggunakan ditergen panas bila ingin benar-benar bersih. Setelah di cuci dengan sabun kemudian bialslah dengan air bersih.
Jika dengan cara diatas masih belum bersih maka di guankan alat pembersih. Larutan pencuci yang sering dig unakan adalah larutan yang bersifat oksidasi kuat seperti kalium dikromat dalam asam sulfat.
Setelah di cuci alat-alat ini kemudian di keringkan. Untuk alat gelas yang tidak di ggunakan untuk mengukur volume dapat dilakukan dengan memanas kan di oven pada suhu 110 sedang kan untuk yg di gunakan sbg pengukur di panaskan di oven pada suhu 20-50 .



  • Teknik dasar membaca meniskus pada alat- alat pengukur volume
pada alat- alat pemgukuran volume seperti labu ukur tabung reaksi dan lain-lain tertera skala berupa garis menunjukan cairan pada volume tertentu.untuk membaca maka dilihat bagian puncak dari cekungana atau lengkungan miniskus.

  • Teknik dasar melakukan penimbangan
  • Duduk harus sejajar dengan timbangan
  • Timbangan pada posisi tegak lurus atau terletak pada bidang rata.
  • Priksalah timbangan apakan dalam kondisi yang baik atau tidak dan lakukan pengkalibrasian.
  • Jangan menimbang zat kimia lansung pada pan penimbangan tapi gunakanlah wadah yang cocok seperti kaca arloji , cawan petri atau kertas dan alat lainnya.
  • Gunakan alat bantu seperti spatla untuk mengambil zat.
  • Setiap menambah atau mengurangi zat pada timbangan keadaan jarum timbangan harus dalam keadaan diam atau tak bergerak
  • Jangan menimbang melebihi kapasitas alat timbangan
  • Bila selesai menimbang bersihkan alat timbangan.

  • Teknik dasar menggunakan pipet
  • Pipet diisi dengan menyedot secara perlahan kira2 sampai 2 cm dari keret propipet.
  • Pencetlah propipet hingga mengempes
  • Masukkan ujung pipet kedalam cairan kemudian lepaskan ujung pipet secara perlahan maka cairan akn naik ke atas pipet dengan perlahan
  • Kemudian pencet lagi propipet perlahan untuk mengeluarkan cairan dari dalan teste.
  • Bila cairan yang di gunakan tidak berbahaya maka pengalirannya dapat di atur dengan menggunakan tangan.

Teknik dasar membuat larutan
Ambillah zat ppadat yang telah ditimbang kedalam gelas piala . kemudian masukan zat pelarut/aquades sedikitb demi sedikit.
Aduklah zat hingga zat terlarut sempurna.
Pindahkan zat yang telah di buat kedalam labu volumentri atau gelas ukur dan masukan cairan sedikit demi sedikit
Untuk mengencerkan zat bila zat yang akan di encerkan tidak mengeluarkan zat maka dan bukan asam kuat maka masukkan cairan ke dalam labu dan tambahkan pelarut sampai batas yang di tentukan.
Bila zat pekat mengeluarkan gas maka bekerjalah di lemari asam dan gunakan sarung tangan serta masker.

Teknik dasarmenggunakan beuret
Rakitlah biuret dan statif menurut ketentuan yang berlaku
Periksalah keran biuret bila keran bocor maka lapisilah dengan vaselin secukupnya.
Pengisian buret harus hati-hati dan gunakan corong bila perlu.
Putar lah keran dengan perlahan sambil tangan yang satu mengaduk larutan yang ada di dalam tabung alameyer yang menyambut cairan dari dalam niuret.

Teknik dsasar menggunakan tabung reaksi
Tabung jangan diisi lebih dari setengah
Jika tabung di gunakan untuk melakukan pengocokan maka di lakukan dengan arah kesamping
Jika melakukan pemanasan lakukan dengan hati hati dan gunakan penjepit kayu.
Tabung pada pusisi di miringkan dan mulutnya jangan dia rah kan ke depan tubuh.
Lakukan gerakan bolak balik sambil di putar- putar

Teknik dasar menyaring
Penyaringan di gunakan denga kertas saring atau corong pisah.
Lipatlah kertas sedemikian rupa hingga memberi ruang antara kertas dan corong kecuali pada bagian atasnya harus menempel secara rapat dan utuh.
Lipat dua kertas dan lipat lagi hingga seperti segitiga
Masukkan kedalam corong pisah
Batang corong mmenjorok kedalam wadah
Proses pemimndahan harus di bantu dengan batang pengaduk
Periksalah apakah ada kekeruhan atau tidak
Bila masih terdapat endapat maka lakukan pembilasan dengan menggunakan aquades.

Teknik dasar menggunakan kertas indikator
Masukan pengaduk kedalam larutan yang akan di uji pH nya
Teteskan larutan yang akan diujip H nya ke atas lakmus
Bandingkan warna lakmus yang di tetesi dengan skala tabel warna.

Teknik dasar pemijaran dan pengabuan
Teknik atau pengbuan adalah suatu teknik pembakaran dengan suhutinggi suatu zat padat. Pemijaran adalah pembakaran dengan menggunakan sumber panas api yang keluar dari lampu busen (gas) . sedangkan pengbuan adalah suatu teknik pembakaran dengan menggunakan suhu tinggi yang berasal dari kumparanpanas listrik.
Alat yang di gunakan pada peroses pengabuan adalah furnace karna suhu yang di gunakan amat tinggi bisa mencapai 1000 darjat celcius. Teknik ini harus di lakukan dengan hati-hati , mintalah petunjuk asisten labor untuk melakukan proses dan cara penggunaan alat ini.



C. PENUNJANG KESELAMATAN KERJA
1. KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM
KENALI lokasi-lokasi dan cara pengoperasian fasilitas keselamatan kerja dan keadaan darurat, seperti pemadam kebakaran, kotak P3K, alarm kebakaran, pintu keluar darurat, dsb.
Di laboratorium dilarang untuk makan, minum, merokok, menerima tamu serta mengobrol.
Laboratorium hanya untuk mengerjakan percobaan sesuai dengan prosedur yang tertulis atau diterangkan oleh koordinator praktikum
WASPADA Terhadap berbagai kondisi yang tidak aman.
SEGERA LAPORKAN kondisi-kondisi tak aman kepada Koordinator Praktikum atau Asisten Praktikum.
2. Peralatan Keselamatan Kerja Pribadi - Pakaian Yang Sesuai
Pakailah pakaian kerja yang sesuai dengan pekerjaan di laboratorium. Gunakan selalu jas lab lengan panjang. Gunakan sepatu tertutup yang layak untuk keamanan bekerja di laboratorium. Gunakan selalu kaca mata pelindung dan sarung tangan ketika bekerja dengan zat-zat yang berbahaya dan iritan
JANGAN PERNAH MENGGUNAKAN KONTAK LENSA ketika bekerja di laboratorium kimia organik. Gunakanlah selalu kacamata pelindung yang sesuai.
Sepatu terbuka, sandal atau sepatu hak tinggi TIDAK BOLEH digunakan di laboratorium.
Rambut yang panjang harus selalu diikat dan dimasukkan ke dalam jas lab untuk menghindari kontak dengan zat-zat berbahaya, mesin yang bergerak dan nyala api.
Selalu cuci tangan dan lengan Anda sebelum meninggalkan laboratorium.
3. Melakukan Percobaan
JANGAN PERNAH melakukan pekerjaan, penyiapan sampel atau percobaan TANPA PENGAWASAN supervisor laboratorium (asisten atau dosen).
Selalu persiapkan prosedur keselamatan kerja SEBELUM bekerja di laboratorium. Anda harus mengacu pada Material Safety Data Sheets (MSDS) setiap kali bekerja dengan zat-zat kimia tertentu.
Cek semua peralatan sebelum digunakan. Apabila terdapat kerusakan, segera laporkan kepada petugas laboratorium untuk segera diganti/diperbaiki.
Pilihlah tempat yang tepat untuk melakukan percobaan. Percobaan yang melibatkan zat-zat berbahaya dan beracun harus dilakukan di dalam lemari asam.
DISKUSIKAN selalu setiap perkembangan dalam percobaan kepada asisten atau dosen pemimpin praktikum.
JANGAN meninggalkan suatu percobaan tanpa pengawasan, terutama percobaan yang menggunakan bahan-bahan yang mudah meledak atau mudah terbakar.
Jika perlu, TEMPATKAN TANDA BERHATI-HATI DAN NAMA ANDA di tempat percobaan sedang dilakukan, jika percobaan yang dilakukan cukup beresiko dan berbahaya.
Kenakan label nama dan NIM di jas laboratorium agar mudah untuk dikenali dan dihubungi.
Lakukan selalu pengecekan terhadap hal-hal yang menunjang keselamatan kerja setiap kali selesai percobaan. PASTIKAN semua keran gas, keran air, saluran listrik dan saluran vakum telah dimatikan sebelum anda meninggalkan laboratorium.
3. BAHAN KIMIA
Bahan-bahan kimia di laboratorium kimia harus dianggap beracun dan berbahaya. JANGAN MAKAN DAN MINUM DI LABORATORIUM! Cucilah tangan Anda setiap akan meninggalkan laboratorium!
Selalu nyalakan lemari asam ketika bekerja di laboratorium. Kerjakan reaksi-reaksi yang melibatkan senyawa yang mudah menguap dan mudah terbakar di dalam lemari asam!
Jika Anda menyimpan zat-zat yang mudah menguap di meja Anda, tutuplah selalu wadah yang digunakan untuk menyimpan zat tersebut!
Jika Anda menumpahkan zat kimia di meja Anda, segera bersihkan dengan lap kering atau tissue. Buanglah tissue atau lap kotor di tempat sampah yang disediakan di dalam lemari asam. Jangan buang sampah di dalam wasbak!!
Jika Anda terkena zat kimia, segeralah cuci dengan sabun dan bilaslah dengan air yang banyak. KECUALI APABILA ANDA TERKENA TUMPAHAN/CIPRATAN BROM, FENOL ATAU ASAM SULFAT PEKAT (H2SO4 PEKAT), HINDARI MEMBILAS DENGAN AIR!!!
Jika terkena brom, segeralah bilas dengan anti brom yang disediakan di laboratorium. Kemudian setelah beberapa saat, bilaslah dengan air yang banyak.
Jika terkena fenol, segeralah bilas dengan anti fenol yang disediakan di laboratorium. Kemudian setelah beberapa saat, bilaslah dengan air yang banyak.
Jika terkena asam sulfat pekat, laplah bagian tubuh Anda yang terkena asam sulfat pekat dengan tissue kering atau lap kering. Kemudian setelah beberapa saat, cucilah bagian tubuh Anda dengan air sabun dan air yang banyak.
Zat-zat kimia berikut sangat iritan, kecuali jika dalam konsentrasi encer: asam sulfat, asam nitrat, asam hidroklorida (HCl), asam asetat dan larutan kalium hidroksida dan natrium hidroksida.Berhati-hatilah!
Dimetilsulfoksida, walaupun tidak iritan, tapi cepat sekali terserap oleh kulit.Berhati-hatilah!
4. Penanganan Khusus Zat-zat Beracun dan Berbahaya
Anda harus mengetahui sifat fisik dan kimia zat-zat yang akan digunakan dalam setiap percobaan. Baca dan pahami MSDS tiap-tiap zat!
Beri label reagen dan sampel yang digunakan.
Simpan zat-zat kimia di lokasi yang sesuai.
JANGAN MEMBUANG zat-zat kimia ke wasbak!
Pindahkan zat-zat kimia sisa, residu atau zat tak terpakai ke botol-botol atau jerigen yang khusus untuk zat-zat sisa, yang tersedia di laboratorium.
JANGAN PERNAH memipet sesuatu dengan mulut!.
Segera bersihkan setiap tumpahan zat kimia maupun air dengan lap kering. Laporkan setiap kejadian bila Anda ragu cara menanggulanginya!




5. KECELAKAAN
Jika Anda terluka atau mengalami kecelakaan di laboratorium, beritahu segera dosen jaga praktikum. Segera hubungi pihak medis jika lukanya cukup serius.
TATA ALIRAN KERJA DAN PENGATURAN LAB
Semua praktikan pada hari pelaksanaan praktikum, menunggu waktu masuk lab, kemudian masuk laboratorium dengan tertib
Tanda waktu masuk tepat pada jam 12.30. Praktikan langsung masuk, mengumpulkan laporan praktikum sebelumnya dan mengisi daftar hadir/absensi, kemudian menuju meja masing-masing.
Diwajibkan mengikuti penjelasan dari pemimpin kelompok atau asisten yang ditunjuk (sekitar 15 menit)
Mengajukan bon peminjaman peralatan yang diperlukan, misalnya termometer, buret, dll., kepada petugas di lab.
Asisten akan membantu untuk mengatur permintaan keperluan zat/pereaksi yang diperlukan untuk percobaan pada hari tersebut.


Selesai menerima penjelasan praktikum, praktikan kembali ke meja masing-masing, dilanjutkan dengan peminjaman alat dan pengambilan bahan-bahan kimia yang diperlukan di tempat yang disediakan secara bergiliran. Kemudian pemasangan peralatan, yang terlebih dahulu dibersihkan atau dikeringkan.
Bekerjalah dengan tenang, cepat dan tanpa ragu-ragu.
Bilamana menghadapi kesulitan atau keraguan, janganlah segan-segan untuk menanyakan kepada asisten kelompoknya.
Peralatan yang dipakai bersama dan akan diletakkan oleh petugas pada tempat-tempat yang telah ditentukan.
Baca dan pahami prosedur percobaan ketika bekerja di lab. Jika Anda tidak mengerti, bertanyalah pada asisten atau dosen pemimpin praktikum. Bekerja tanpa memahami akan mengakibatkan kecelakaan fatal!!
Setelah selesai percobaan laporkan dan seerahkan hasil percobaan (sintesis), yang ditempatkan dalam botol kecil yang bersih dan diberi label yang berisi nama, NIM, kelompok, nama zat, beratnya dan data fisik.
Buatlah laporan sementara yang di acc oleh asisen laboratorium.
Kembalikan semua alat yang dipinjam pada hari tersebut dalam keadaan bersih dan kering, diperiksa petugas mengenai keutuhan dan jumlahnya. Laporkan juga semua kerusakan alat yang anda lakukan kepada petugas
Campuran reaksi/zat supaya dipindahkan ke tempat/labu kepunyaan sendiri, tutup dengan baik dan diberi tulisan/peringatan. Jagalah dari kemungkinan tertumpah atau terbakar.
Waktu untuk pulang paling lambat jam 16.00, Bersihkanlah meja dan lantai tempat anda bekerja sebelum anda pulang. Apabila ada percobaan yang belum selesai dan perlu dilanjutkan hari berikutnya harus mendapat persetujuan dosen.
Nah, sekali lagi, selesai pratikum Anda harus sudah mengecek:
Apakah alat-alat yang dipinjam pada hari itu sudah dikembalikan?
Apakah tempat/meja kerja Anda (dan lantai) sudah bersih kembali?
Apakah laporan sementara Anda sudah di-acc/ditandatangan oleh asisten?
Apakah kran air dan listrik di meja Anda sudah dimatikan?
Kalau sudah beres, dipersilakan meninggalkan lab


D. BAHAYA DI LABORATORIUM

Bekerja dilaboratorium selalu ada kemungkinan terjadinya kecelakaan. Kecelakaan dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu sikap dan tingkah laku pekerja, keadaan yang tidak aman dan kelalaian pengawas serta bahan kimia dan peralatan. kecelakaan dapat dihindari dengan cara bekerja secara hati-hati dan disiplin mengikuti peraturan yang umum ditetapkan didalam laboratorium.

a) Sikap dan tingkah laku para pekerja
Sikap dan tingkah laku pekerja yang kemungkinan bahaya dan akan memakai alat pelindung diri, menempati urutan pertama sebagai penyebab kecelakaan sikap dan tingkah laku demikian sering dimiliki oleh para pekerja yang belum banyak pengalaman di dalam laboratorium. Dalam dunia pendidikan, hal demikian wring terjadi pada praktikum-praktikum mahasiswa tingkat pertama dan kedua mungkin pula pada tingkat yang lebih tinggi.
b) Keadaan yang tidak aman
Keadaan yang tidak aman dapat disebabkan oleh bahan, alat dan teknis. Bekerja dengan gas hidrogen sulfida, asam siarfida atau metil isosianat, adalah contoh keadaan yang tidak aman kerena bahan tersebut sewaktu-waktu dapat menimbulkan pencemaran ruangan kerja atau lingkungan.keadaan meniadi lebih tidak aman seandainya alat ventilasi ruangan, almari asam atau sistem pengaman gas (scrubber) lidak bekerja dengan baik. Kesalahan teknik juga merupakan suatu keadaan yang tidak aman. Seperti pemanasan eter atau asaton dengan api terbuka atau melakukan reaksi kimia eksotermis tanpa pendinginan.
c) Supervisor (pengawas)
Pengawas juga memegang peranan penting. Prosedur dan cara kerja perlu diberikan oleh pengawas secara jelas dan sempurna sebelum dikejakan oleh para pelaksana. Juga sangat penting pengetahuan pengawas untuk mengetahui setiap kemungkinan (mengantisipasi) bahaya yang timbul dari suatu bahan dan percobaan kimia.


Jenis-jenis bahaya di laboratorium

1. Keracunan
Keracunan sebagai akibat penyarapan bahan-bahan kimia beracun atau toksik, seperti amonia, karbon monoksida, benzeyona, kloroform dan sebagainya. Keracunan dapat berakibat fatal ataupun gangguan kesehatan. Keracunan pada manusia dapat terjadi apabila zat racun tertelan ,lewat kulit atau terhisap, oleh karma itu bekerja di laboratorium harus lah menggunakan pelindung pernafasan ( masker), pelindung mata ( kaca mata khusus), pelindung tangan ( sarung tangan) dan pelindung tubuh ( jas Lab)

2. Iritasi
Iritasi sebagai akibat kontak dengan bahan kimia korosif seperti H2SO4, HCI, natrium. hidroksida, gas C1 dan sebagainya. Iritasi dapat berupa luka atau peradangan pada kulit saluran pernafasan dan mata.

3. Kebakaran dan luka bakar
Kebakaran dan luka bakar sebagai akibat kurang hati- hati dalam menangani pelarut-pelarut organik yang mudah terbakar seperti eter, aseton, alkohol sbb.
Kebakaran dapat timbul oleh adanya bunga api, panas atau loncatan listrik clan dengan adanya oksigen serta bahan bakar. Bila kebakaran terjadi saat api masih kecil dapat di lakukan pemadaman menggunakan pemadam tertentu sesuai dengan jenis kebakaran nya.
Kebakaran di lab dapat di kelompok kan menjadi:
• kebakaran kertas, kayu, karet, plastik, dan scjenis nya dapat di atasi dengan
menggunakan air yang berfungsi sebagai pcndingin dan untuk menye limuti bahan dari oksigen.
• Kebakaran pelarut organik seperti benzena, toluene dan eter dapat padamkan dengan menggunakan busa. Busa adalah dispersi gas dalam cairan yang berfungsi untuk mengisolasi bahan dari oksigen.
• Kebakaran instalasi listrik yang dapat di atasi dengan menggunakan gas CO2 dan halon (CF3Br).
• Kebakaran logam –lagam alkali seperti kalium dan natrium. Dapat di atasi dengan menggunakan Nbuk kering campumn natrium karbonat,kalium klorida, kalium karbonat, dan amonium fosfat. Selain itu kebakaran ini dapat di atasi dengan menggunakan CO2 dan halon.

4. Merusak kulit

Bahan- bahan yang merusak kulit:
Asam – asam kuat :H2SO4, HNC3, HCL clan HF
Basa- basa kuat : Naoh , KOH
Asam dan baa lemah : Ch3COOh , ( COOH)2 NH4 OH
Lain- lain : H2 O2 pekat, brom cair, dan lain-lain

Hindari kulit, mata, dan bagian tubuh lain dari bahan – bahan kimia ini. Pada saat mengambil cairan dari dalam botol, jangan sampai ada zat yang tercecer dari dalam botol. Mengambil zat tidak boleh di hisap dengan mulut melain kan dengan karet penghisap.

5. Bahaya-bahaya lain
Seperti sengatan listrik, keterpaan pada radiasi sinar tertentu,dan pencemaran lingkungun. Jadi, jelas laboratorium kimia mengandung banyak potensi bahaya, tetapi potensi bahaya apapun dapat di kendalikan sehingga tidak menimbul kan kerugian. Suatu contoh, bahan bakar bensin dan gas cair mempunyai potensi bahaya kebakaran yang sangat besar.

Sumber-sumber bahaya dalam laboratorium kimia

Bahan- bahan kimia yang berbahaya, yang perlu kita kenal jenis, sifat, cara penanganan dan penyimpanan nya. Contoh nya: bahan kimia beracun, mudah terbakar, eksplusif, dan sebagai nya.
Teknik percobaan, yang meliputi pencampuran bahan, destilasi, ekstraksi, reaksi kimia, dan sebagai nya.
3. Sarana laboratorium, yakni gas, air, listrik, dan sebagai nya.

Bahan-bahan Kimia dan Cara Pcnanggulangannya

Untuk memudah kan cara menangani dan menangani bahan kimia, bahan-bahan kimia yang berbahaya dapat di kategori kan sebagai berikut:

bahan -- bahan kimia beracun atau toksik(toxic subtances)

Pada dasar nya semua bahan kimia adalah beracun, tetapi bahayanya terhadap kesehatan sangat bergantung pada jumlah zat tersebut yang masuk kedalam tubuh. Dalam Iaboratorium, bahan- bahan kimia dapat masuk kedalam tubuh melewati tiga saluran yakni:
1. Mulut atau tertelan. Hal ini jarang terjadi kecuali apabila ada kesalahan memipet dengan mulut atau makan dan minum dalam lab.
2. Melalui kulit,zat- zat seperti avilin, nitrobenzene, penol, paration, dan asam sianida atau HCN mudah terserap.
3. Melalui pernafasan. Gas, debu, dan nap mudah terserap lawat pernafasan dan saluran ini merupakan sebagian besar kasus keracunan yang terjadi. Gas- gas seperti sulfurdioksida (S02) dan CL2 dapat mernberikan efek setempet pada jalan pernafasan. Tetapi gas- gas seperti HCN, CO2, H2S nap Pb dan Zn yang telah terserap lewat pernafasan akan segera masuk dalam darah dan terdistribusi keseluruh organ- organ tubuh.

Efek akut dan kronis

efek toksik bagi tubuh manusia terbagi dua yakni akut dan kronis. Efek akut adalah pengaruh sejumlah dosis tertentu yang akibat nya dapat di lihat atau di rasakan dalam waktu pendek contoh nya keracunan fenol dapat menyebab kan diare dan keracunan gas CO dapat menimbulkan hilang kesadaran atau kematian dalam waktu pendek.
Kronis adalah suatu akibat keracuinan bahan- bahan kimia dalam dosis kecil tetapi terus menerus dan efek nya baru dapat di rasakan dalam jangka panjang. Menghirup uap benzena dan senyawa hidrokarbon terklorinasi (seperti kloroform, karbon tetraklorida ) dalam keadaan rendah tetapi terus-menerus akan menimbulkan penyakit hati atau lever. Demikian pula uap timbal akan menimbulkan kerusakan dalam darah.

Bahan- Bahan Kimia Korosif / iritant


Bahan kimia dapat di kelompok kan sesuai dengan wujud zat yaitu
Bahan korosif cair.
Dapat menimbulkan iritasi setempat sebagai akibat reaksi langsung dengan kulit, proses kelarutan atau denakurasi protein pada kulit atau akibat gangguan kesetimbangan membran dan tekanan osmosa pada kulit. Pengaruh iritasi akan bergantung pada konsentrasi dan lamanya kontak dengan kulit. Asam sulfas pekat dapat menimbulkan luka yang sukar dipulihkan.

Contoh bahan korosif cair adalah
Asam mineral
Asam nitrat
Asam sulfas
Asam klorida
Asam fluorida
Asam fospat
Asam organik
Asam forniat
Asam asetat
Asam monokloro asetat

Pelarut organik :
Petroleum, karbon disulfide
Hidrokarbon terklorinasi, terpentin

Bahan kimia korosif padat.
Iritasi yang ditimbulkan oleh zat padat korosif amat bergantung pada kelarutan zat pada Wit yang lumbar. Sifat korosif dan pangs yang ditimbulkan akibat proses pelarutan adalah penyebab iritasi. Meskipun zat padat korosif kurang bahaya dibandingkan dengan bentuk cair, tetapi larutan pekat dan dispersi zat padat dalam cair (slaty) mempunyai bahaya yang lebih besar.
Cara penanganan bahah kimia korosif padat mirip bentuk cairnya, yakni mencegah kontak dengan bahan dengan cara memakai pelindung diri (sarung tangan, kaca mats, dsb)

Bahan korosi bentuk gas
Bentuk gas mcrupakan yang paling berbahaya dibandingkan dengan bentuk padat dan dalam bentuk cair karena yang diserang adalah saluran pernafasan. Kelarutan gas dalam permukaan salaran yang Iembab atau lender menentukan bahaya gas tersebut disamping jenis zat. Suatu contoh, gas amonia bila terhisap akan menyebabkan pembekakan pada bagian atas saluran pernafasan yang mungkin dapat menimbulkan kematian. Hal ini berbeda dengan fosgen yang meskipun sedikit dapat menimbulkan iritasi, tetapi dapat menyebabkan kecelakaan fatal arena dapat merusak sel udara dalam paruparu. Gas klor mempunyai sifat bahaya diantara amonia clan fosgen.
Jenis gas iretant dapat digolongkan pada besar kecilnya kelarutan yang juga menentukan daerah-daerah serangan pada alat pernafasan. Golongan tersebut adalah sebagai berikut
Amat larut, dengan daerah serangan pada bagian alas saluran pernafasan
Contoh : amonia, asam klorida, asam florida, formal dehid, asam asetat, sulful klorida,tionil klorida dan sulfuril klorida.
Kelarutan sedang. Efek pada saiduran pernafasan bagian atas dan yang lebih dalam (bronchia) : belerang oksida, klor, brom, arsentriklorida, fosfor triklorida dan fosfor penta klorida.
Kelarutan kecil, tetapi efeknya pada alat pernafasan bagian. dalam : ozon, nitrogen.
Efek iritasi oleh mekanisme bukan pelarutan : akrolein, dikloroetilsulfida, diklorometileter, kloropikrin dan, dimetil sulfat.
Kelompok terakhir merupakan keanehan di banding kan dengan tiga kelompok yang yang sebelumnya. Contoh aklorin dan dimetilsulfat sedikit larut dalm air, tatapi sangat iritant terhadap mata dan saluran pernafasan.

Bahan Kimia Yang Mudah Terbakar ( Flammable Subtances)

Meskipun kebakaran tidak hanya terjadi dalam laboratarium kimia, tetapi laboratorium kimia mempunyai kemungkinan besar untuk terjadi nya kebakaran. Hal ini di sebab kan selain ada nya penggunaan listrik dan pemanas lain juga banyaknya dipakai bahan kimia yang mudah terbakar atau menimbul kan kebakaran. Memang di indonesia sampai saat ini baru beberapa kali terjadi kebakaran besar dalam laboratorium kimia. Tetapi kebakaran kecil menimbul kan kepanikan dan kecelakan sering terjadi dalam lab kimia.
Untuk dapat menghindar kan terjadi nya kebakaran perlu kira nya dapat di hayati proses terjadi kebakaran, bahan kimia mudah terbakar, dan cara penanggulangan kebakaran.

1. Proses kebakaran atau terjadi nya api
Banyak kemungkinan pekerjaan dan percobaan lab yang dapat menimbul kan kebakaran beberapa kemungkinan tersebut kadang kala dapat di perkirakan kalau kita dapat memahami teori terjadi nya api yang di sebut segi tiga api.
Ada bahan yang mudah terbakar dengan oksigen, tetapi apabila suhu tidak cukup tinngi, maka api atau proses kebakaran tidak akan terjadi. Dengan demikian pula pada bahan panas, tetapi bila oksigen tidak cukup, api pun tidak akan terjadi dengan demikian, usaha untuk menghindar kan terjadi nya api, pada prinsip nya menghindara kan salah satu dari unsur tersebut di atas.

2. Jenis- jenis bahan kimia yang mudah terbakar.
Kebanyakan bahann kimia yang mudah terbakar dalam laboratorium dapat di golong kan menjadi tiga golongan yakni :
a. padat belerang, fosfor merah dan kuning, hidrida logam, logam alkali, dll
tekanan yang terlepas atau dadakan selain itu ciri khas bahaya utama adalah kebocoran yang akan mengeluarkan gas dalam waktu amat pendek.

Bahan- bahan kimia radioaktif.

Bahan kimia radioktif adalah bahan kimia yang dapat mengantar kan radiasi sinar alfa, beta atau gams zat radioaktif banyak di pakai dalam lab sebagai bahan untuk sintesis dan analisis. Dapat pula di pakai dalam pengobatan. Sinar gama mempunyai energi clan daya tembus yang lcbih besar dari pada sinar beta, lebih kuat dari pada sinar alfa. Sinar- sinar radiasi tersebut dapat mengganggu atau merusak sel- sel tubuh.
Bahaya radiasi dapat pula berasal dari dalm tubuh. Hat ini terjadi karena masuk nya zat- zat radioaktif lewat paru- paru (berupa cap atau debu ) mulut atu kulit. Dalam hal ini bahan pemancar radiasi alfa dan beta adalah sudah cukup berbahaya, karena dapat beredar keseluruh tubuh lewat peredaran darah atau beraklimulasi dengan organ- organ tertentu, bergantung pada jenis zat

LABEL DAN PENYIMPANAN BAHAN KIMIA.

Cara penyimpanan bahan kimia memerlukan pengetahuan dasar akan sifat bahaya serta kemungkinan interaksi antar bahan serta kondisi yang mempengaruhi nya. Tanpa memperhatikan semua faktor tersebut dapat mengakibatkan kebakaran, ledakan, keracunan atau kombinasi di antara kemungkinan ketiga akibat tersebut

1. Pengaruh panas atau api
Kenaikan suhu akan menyebabk-an reaksi atau perubahan kimia terjadi dan mernpercepat reaksi. Juga percikan api berbahaya untuk bahan-bahan yang mudah terbakar
2. Pengaruh kelembaban
zat-zat higroskopis, mudah menyerap uap air dan Udara dan reaksi hidrasi yang eksotermis dan menimbulkan pemanasan ruang.
3. Interaksi dengan wadah
Bahan kimia dapat berintekrasi dengan wadahnya dan bocor
4. Interaksi antara bahan
5. Kemungkinan dapat menimbulkan ledakan, kebakaran, atau timbulnya gas beracum.

Alat-Alat Pemadam Kebakaran

Pada prinsipnya pemadam kebakaran berfungsi salah satu atau lebih kriteria berikut :
1. menurunkan suhu bahan yang terbakar
2. mengurangi kontak dengan oksigen
3. mengurangi redikal penyebab reaksi berantat

Jervis Pemadam Kebakaran

a. Air
Air berfungsi sebagal pendingin dan menyelimuti bahan dan O2 oleh, adanya uap air yang terbentuk. pemadam air amat baik untuk
Kebakaran kertas, kayu, karet, dsb (kelas A).
Jika kebakaran pelarut organik (kelas B) tidak di anjurkan menggunkan air karea akan memperbesar kobaran api, kecuali pelarut organik yang larut dalam air .
Kebakaran akibat listrik (kelas C) aliran listrik harus dipadamkan terlebih dahulu karena akan menimbulkan hubungan pendek.
Kebakaran logam alkali dari alkali tariah (kelas D) tidak di dianjurkan memakai air

b. Busa

Adalah disperse gas dalam cairan, berfungsi mengisolasi bahan dan oksigen untuk kelas (A) atau kebakaran biasa kelas B atau kebakaran pelarut organic

Bubuk busa berfungsi :
Melindungi bahan dari 02
Melindungi bahan dari radiasi panas
Menyerap radikal pembentuk reaksi lantai
Jenis pemadam ini baik untuk kelas A, B dan D. Kelemahan dari pemadam ini tidak efektif untuk tempat berangin. Karena dapat dapat timbul kembali setelah dipadamkan.

c. Gas CO2

Gas CO2 bertekanan tinggi, jenis pemadam ini sangat baik untuk segala jenis kebakaran (segala kelas). Karna mengisolasi bahan dari 02. Kelemahan jenis ini dapat terjadi penyalaan kembali.

d. Halon

Suatu senyawa hidrokarbon yang terhalogenasi, dengan baik untuk kebakaran segala kelas, lebih praktis clan CO2 karma mempunyai volume yang lebih kecil.

Peralatan pemadam kebakaran diatas harus tersedia dalam suatu lab kimia, mengingat sangat banyaknya kemungkinan kebakaran. Namun hal yang sangat penting adalah bahwa para pekerja atau mahasiswa yang bekerja dalam lab harus mengetahui letak pemadam kebakaran dan cara operasinya.

Alat-Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri berfungsi mengisolasi tubuh pekerja terhadap keterpaan bahan kimia berbahaya. Beberapa peralatan pelindung diri yang minimal diperlukan adalah :
Pakaian kerja atau jas laboratorium
Berfungsi sebagai pelindung tubuh atau Pakaian dari kontak dengan bahan kimia atau panas.
Kaca mata dan goggles
Untuk bekerja dalam lab karena amat rawan terhadap percikan asam, basa atau terhadap pecahan kaca atau. gelas.
Alat pelindung pernafasan
Sebagai pelindung masuknya bahan-bahan kimia beracun atau korosif lewat saluran pernafasan.
Sarung tangan
Untuk menangam bahan-bahan kimia yang panas.

E. PERTOLONGAN PERTAMA SEDERHANA PADA KECELAKAAN DALAM LABORATURIUM

Beberapa tindakan pertolongan pertama sederhana pada suatu kecelakaan di laboraturium diantaranya:
Luka bakar kecil disiram air dingin dulu , lalu di obati dengan asam pikrat, salf butesin, salf tannin atau larutan tannin 5%
Apabila kulit atau asam terkena asam , maka cucilah kulit atau baju dengan air yang banyak , kemudian netralkan kan denganlarutan amoniak 5%
Apabila kulit atau baju terkena basa maka cuci lah kulit atau pakaian dengan air yang banyak dan netralkan dengan larutan asam boart 4% atau asetat 1%
Mata yang terkena asam dapat di cuci denga air yang banyak kemudian netralkan dengan larutan Na-bikarbonat 5% dengan sebuah eye cup.sebagai obat pereda, setelah penetralan, maka tetesi dengan mineral oil.
Mata yang terkena basa dapat di cuci denga air yang banyak kemudian netralkan dengan larutan asam borat 4%. sebagai obat pereda, setelah penetralan, maka tetesi dengan mineral oil.
Apabila basa kuat masuk ke mulut , keluarkan basa itu kemudian cuci mulut dengan asam asetat 4% . berilah mineral oil pada mulut untuk mencegah dehidrasi dan pembengkakan.
Apabila asam kuat masuk kemulut , keluarkan asam itu lalu kemudian cucic mulut dengan air kemudian netralkan dengan asam bi karbonat 5%
Apa bila asam-asam mineral atau organik terminum hindari pemuntahan beri bubur magnesia atau air kapur dan apabila basa kuat terminum beri asam cuka 55 atau air jeruk.











BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Mengetahui langkah- langkah dalam melakukan pratikum amatlah penting untuk kesaelamatan kerja pratikan.
Untuk dapat melakukan pratiku m seorang pratikan harus mematuhi setiap tata tertip yang ada.
Mempelajari sifat zat dan alat pratikum serta memahami tentang pertolongan pertama pada kecelakaan labor dapat mencegah terjadinya hal yang tak diiinginkan selama pratikum berlansung.

DAFTAR PUSTAKA

Imam Khasani, Soemanto. Keselamatan kerja dalam laborium kimia. Jakarta:PT Gramedia
Nazarudin & Afrida.2002. Penuntun Praktikum Kimia dasar. Unja

Dalima DAW.Keselamatan Kerja di Laboratorium dan Lingkungan,Penataran Analis RSPertamina, Jakarta, 1-14 Maret 1991.
Soemanto Imamkhasani. Keselamatan Kerja dalam Laboratorium Kimia, Penerbit PT.Gramedia, Jakarta, 1990.Juli Soemarsono.

 Pengamanan Kerja dalam Laboratorium Klinik , Musyawarah Nasional I,Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia, Jakarta, April 1997.

Syukri Sahab MS.Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Teknik Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja,Penerbit PT. Sumber Daya Manusia, Jakarta 1997.Pelaksanaan Masalah Evaluasi *Diagram : Siklus Manajemen * /Cermin DuniaKedokteran No. 154, 2007/ /6/
\




1 komentar: