LAPORAN
KIMIA DASAR
TEKNIK
LABORATORIUM
NAMA
: DHODHI TRI SETIAWAN
NIM
: A1C411023
ASDOS
: OKTAVIANUS
PROGRAM
PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2011/2012
BAB
1
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Laboratorium
adalah tempat riset ilmiah,eksperimen,pengukuran ataupun tempat
penelitian ilmiah dilakukan. Laboratorium juga dapat diartikan
sebagai suatu fasilitas yang memberikan hasil uji yang bergantung
pada batasan-batasan fisik dan ekonomi daya beli,
peraturan-peraturan, kebutuhun industri keluhan diri pribadi dan
tuntutan dan pabrikindustri.
Laboratorium
juga diartikan sebagai suatu lingkungan kerja yang komplek yang
potensial untuk terjadinya ekspuls untuk terkena berbagai macam
kecelakaan yang patogen (mikroba yang bahaya), api, bahaya, mekanik,
substansi atau zat-zat radioaktif.
Penggunaan
laboratorium yang aman ada 2 syarat
•
Memerlukan pengetahuan
tentang zat atau bahan yang berbahaya di laborarorium
•
Memerlukan pengetahuan yang
benar tentang prosedur-prosedur yang terperinci untuk menghilangkan
bahan-bahan yang berbahaya.
Terlepas
dari semua itu, resiko yang terjadi saat praktikum baik dari
bahan-bahan kimia dalam laboratorium maupun dari faktor lain haruslah
diperhatikan agar cedera saat praktikum dapat diminimalisasi.
BAB
2
PEMBAHASAN
Bekerja
dalam laboratorium
tak lepas dari kemungkinan bahaya dari berbegai jenis bahan kimia.
Pemahaman mengenai berbagai aspek bahaya dalam laboratorium,
memungkinkan para pekerja dalam menciptakan keselamatan dan kesehatan
kerja.
Laboratorium
adalah suatu pasilitas yang memberikan hasil uji yang bergantung pada
batasan-batasan fisik dan ekonomi daya beli, peraturan-peraturan,
kebutuhun industri keluhan diri pribadi dan tuntutan dan
pabrikindustri.
Ada
beberapa faktor yang terlibat di dalam kalibrasi pengukuran dan
pengujian adalah
•
Pegawai atau staf
•
Peralatan
•
Akomodasi lingkungan
•
Metodelogi
•
Sample
•
Pengolahan data
Laboratorium
juga diartikan sebagai suatu lingkungan kerja yang komplek yang
potensial untuk terjadinya ekspuls untuk terkena berbagai macam
kecelakaan yang patogen (mikroba yang bahaya), api, bahaya, mekanik,
substansi atau zat-zat radioaktif.
Penggunaan
laboratorium yang aman ada 2 syarat
•
Memerlukan pengetahuan
tentang zat atau bahan yang berbahaya di laborarorium
•
Memerlukan pengetahuan yang
benar tentang prosedur-prosedur yang terperinci untuk menghilangkan
bahan-bahan yang berbahaya.
A.
TATA TERTIB SEBELUM DAN SELAMA PRATIKUM
Saat
melakukan pratikum di laboraturium seorang pratikan harus;
- Dirumah/sebelum melakukan pratikum.
- Mempelajari baik-baik teori dan metode percobaan yang akan di kerjakan di laboraturium.
- Mengerjakan tugas atau pertanyaan yang ada di dalam percobaan dan menyerahkan kepada dosen pembimbing sebelum mengerjakan percobaan laboraturium.
- Pada saat akan berangkat pratikan jangan lupa membawa kartu paratikum dan kartu pratikum mahasiswa.
- Mempersiapkan segala keperluan yang di butuhkan untuk pratikum, termasuk alat-alat keselamattan kerja seperti jas laboraturium, masker, sarung tangan dan lain sebagainya.
- Di dalam laboraturium.
- Waktu pratikum
- Usahakan untuk tidak terlambat.
- Laboraturium adalah tempat bekerja / pratikum, karena :
- Berpakaian yang sopan dan mengenakan jas laboraturium dengan rapi (semau kancing baju terpasang)
- Dilarang makan minum dan merokok di dalam laboraturium.
- Dilarang menaruh tas dan alat yang tidak berhubungan dengan pratikum kecuali buku dan alat tulis.
- Taruhlah barang-barang pribadi di tempat yang telah di tentukan.
- Serahkan buku pretikum dan tugas-tugas kepada asisten dosen pembimbing sebelum pratikum dimulai.
- Tunjukan dan mintalah paraf acc dari dosen pembimbing pratikum pada lembaran hasil pratium (LHP) setelah pratikan menyelesaikan pratikumnya.
- Cek dan telitilah alat-alat yang ada di lemari tiap-tiap kelompok.
- Jenis dan jumlahnya
- Keadaan alat : pecah , retak atau kotor.
- Sesudah pratikum.
- Buanglah segala jenis sampah ketempat yang sudah di sediakan , jangan buang kedalam bak cuci dan jangan biarkan berserakan di lantai atau di meja pratikum.
- Kembalikan alat-alat dan reagen kimia ketempat yang etlah di sediakan dalam keadaan baik dan bersih serta rapikan kembali tempat meja prartikum.
- Lihat pengumuman tentang pratikum berikutnya.
- Sebelum meninggalkan laboratorium, alat listrik dimatikan, kran air ditutup, alat dan bahan dikembalikan pada tempatnya, kran gas ditutup dan meja praktikum dibersìihkan.
- Penanganan limbah sesuai dengan karakteristiknya. Limbah organik padat seperti spesimen dibuang pada tempatnya.
- Beberapa komponen yang erat kaitannya dengan keselamatan kerja di laboratorium sebagai berikut.
- Adanya air yang cukup dengan saluran dan kran yang lancar serta memiliki shower untuk keperluan darurat.
- Pipa saluran gas dan kran berfungsi dengan baik.
- Memiliki alat pemutus arus listrik dan sekering sentral khusus laboratorium, voltase selalu tertera dengan jelas pada setiap terminal, dan selalu diperhatikan setiap kabel yang saling menghubungkan.
- Adanya kotak P3K yang lengkap.
- Tersedia alat pemadam kebakaran, baik busa, gas CO2, kotak pasir dan mantel tahan api.
B.
TEKNIK-TEKNIK DASAR BEKERJA DI LABORATURIUM
- Teknik dasar mencuci alat
Alat-alat
laboratorium yang akan dipakai untuk penelitian dan praktikum mesti
bersih. Alatyang bersih dapat diketahui bila permukaannya dibasahi
akuades maka akan terdapat suatu lapisan film cairan yang merata.
Adanya debu atau lemak menyebabkan lapisan film tersebut tidak merata
kejadian ini dapat mengindikasikan bahwa peralatan tersebut belum
bersih.
Untuk
alat gelas yang bisa di masuki sikat seperti labu elemeyer dan gelas
piala sebaiknya di cuci dengan sabun dan detergen sintetik. Pencucian
pipet , beuret dan labu volumentrik jika perlu dapat dengan
menggunakan ditergen panas bila ingin benar-benar bersih. Setelah di
cuci dengan sabun kemudian bialslah dengan air bersih.
Jika
dengan cara diatas masih belum bersih maka di guankan alat pembersih.
Larutan pencuci yang sering dig unakan adalah larutan yang bersifat
oksidasi kuat seperti kalium dikromat dalam asam sulfat.
Setelah
di cuci alat-alat ini kemudian di keringkan. Untuk alat gelas yang
tidak di ggunakan untuk mengukur volume dapat dilakukan dengan
memanas kan di oven pada suhu 110 sedang kan untuk yg di gunakan sbg
pengukur di panaskan di oven pada suhu 20-50 .
- Teknik dasar membaca meniskus pada alat- alat pengukur volume
pada
alat- alat pemgukuran volume seperti labu ukur tabung reaksi dan
lain-lain tertera skala berupa garis menunjukan cairan pada volume
tertentu.untuk membaca maka dilihat bagian puncak dari cekungana atau
lengkungan miniskus.
- Teknik dasar melakukan penimbangan
- Duduk harus sejajar dengan timbangan
- Timbangan pada posisi tegak lurus atau terletak pada bidang rata.
- Priksalah timbangan apakan dalam kondisi yang baik atau tidak dan lakukan pengkalibrasian.
- Jangan menimbang zat kimia lansung pada pan penimbangan tapi gunakanlah wadah yang cocok seperti kaca arloji , cawan petri atau kertas dan alat lainnya.
- Gunakan alat bantu seperti spatla untuk mengambil zat.
- Setiap menambah atau mengurangi zat pada timbangan keadaan jarum timbangan harus dalam keadaan diam atau tak bergerak
- Jangan menimbang melebihi kapasitas alat timbangan
- Bila selesai menimbang bersihkan alat timbangan.
- Teknik dasar menggunakan pipet
- Pipet diisi dengan menyedot secara perlahan kira2 sampai 2 cm dari keret propipet.
- Pencetlah propipet hingga mengempes
- Masukkan ujung pipet kedalam cairan kemudian lepaskan ujung pipet secara perlahan maka cairan akn naik ke atas pipet dengan perlahan
- Kemudian pencet lagi propipet perlahan untuk mengeluarkan cairan dari dalan teste.
- Bila cairan yang di gunakan tidak berbahaya maka pengalirannya dapat di atur dengan menggunakan tangan.
Teknik dasar membuat larutan
Ambillah zat ppadat yang telah
ditimbang kedalam gelas piala . kemudian masukan zat pelarut/aquades
sedikitb demi sedikit.
Aduklah zat hingga zat terlarut
sempurna.
Pindahkan zat yang telah di buat
kedalam labu volumentri atau gelas ukur dan masukan cairan sedikit
demi sedikit
Untuk mengencerkan zat bila zat
yang akan di encerkan tidak mengeluarkan zat maka dan bukan asam
kuat maka masukkan cairan ke dalam labu dan tambahkan pelarut sampai
batas yang di tentukan.
Bila zat pekat mengeluarkan gas
maka bekerjalah di lemari asam dan gunakan sarung tangan serta
masker.
Teknik dasarmenggunakan beuret
Rakitlah biuret dan statif menurut
ketentuan yang berlaku
Periksalah keran biuret bila keran
bocor maka lapisilah dengan vaselin secukupnya.
Pengisian buret harus hati-hati
dan gunakan corong bila perlu.
Putar lah keran dengan perlahan
sambil tangan yang satu mengaduk larutan yang ada di dalam tabung
alameyer yang menyambut cairan dari dalam niuret.
Teknik dsasar menggunakan
tabung reaksi
Tabung jangan diisi lebih dari
setengah
Jika tabung di gunakan untuk
melakukan pengocokan maka di lakukan dengan arah kesamping
Jika melakukan pemanasan lakukan
dengan hati hati dan gunakan penjepit kayu.
Tabung pada pusisi di miringkan
dan mulutnya jangan dia rah kan ke depan tubuh.
Lakukan gerakan bolak balik sambil
di putar- putar
Teknik dasar menyaring
Penyaringan di gunakan denga
kertas saring atau corong pisah.
Lipatlah kertas sedemikian rupa
hingga memberi ruang antara kertas dan corong kecuali pada bagian
atasnya harus menempel secara rapat dan utuh.
Lipat dua kertas dan lipat lagi
hingga seperti segitiga
Masukkan kedalam corong pisah
Batang corong mmenjorok kedalam
wadah
Proses pemimndahan harus di bantu
dengan batang pengaduk
Periksalah apakah ada kekeruhan
atau tidak
Bila masih terdapat endapat maka
lakukan pembilasan dengan menggunakan aquades.
Teknik dasar menggunakan kertas
indikator
Masukan pengaduk kedalam larutan
yang akan di uji pH nya
Teteskan larutan yang akan diujip
H nya ke atas lakmus
Bandingkan warna lakmus yang di
tetesi dengan skala tabel warna.
Teknik dasar pemijaran dan
pengabuan
Teknik
atau pengbuan adalah suatu teknik pembakaran dengan suhutinggi suatu
zat padat. Pemijaran adalah pembakaran dengan menggunakan sumber
panas api yang keluar dari lampu busen (gas) . sedangkan pengbuan
adalah suatu teknik pembakaran dengan menggunakan suhu tinggi yang
berasal dari kumparanpanas listrik.
Alat
yang di gunakan pada peroses pengabuan adalah furnace karna suhu yang
di gunakan amat tinggi bisa mencapai 1000 darjat celcius. Teknik ini
harus di lakukan dengan hati-hati , mintalah petunjuk asisten labor
untuk melakukan proses dan cara penggunaan alat ini.
C.
PENUNJANG KESELAMATAN KERJA
1. KESELAMATAN KERJA DI
LABORATORIUM
KENALI lokasi-lokasi dan cara
pengoperasian fasilitas keselamatan kerja dan keadaan darurat,
seperti pemadam kebakaran, kotak P3K, alarm kebakaran, pintu keluar
darurat, dsb.
Di laboratorium dilarang untuk
makan, minum, merokok, menerima tamu serta mengobrol.
Laboratorium hanya untuk
mengerjakan percobaan sesuai dengan prosedur yang tertulis atau
diterangkan oleh koordinator praktikum
WASPADA Terhadap berbagai kondisi
yang tidak aman.
SEGERA LAPORKAN kondisi-kondisi
tak aman kepada Koordinator Praktikum atau Asisten Praktikum.
2. Peralatan Keselamatan Kerja
Pribadi - Pakaian Yang Sesuai
Pakailah pakaian kerja yang sesuai
dengan pekerjaan di laboratorium. Gunakan selalu jas lab lengan
panjang. Gunakan sepatu tertutup yang layak untuk keamanan bekerja di
laboratorium. Gunakan selalu kaca mata pelindung dan sarung tangan
ketika bekerja dengan zat-zat yang berbahaya dan iritan
JANGAN PERNAH MENGGUNAKAN KONTAK
LENSA ketika bekerja di laboratorium kimia organik. Gunakanlah selalu
kacamata pelindung yang sesuai.
Sepatu terbuka, sandal atau sepatu
hak tinggi TIDAK BOLEH digunakan di laboratorium.
Rambut yang panjang harus selalu
diikat dan dimasukkan ke dalam jas lab untuk menghindari kontak
dengan zat-zat berbahaya, mesin yang bergerak dan nyala api.
Selalu cuci tangan dan lengan Anda
sebelum meninggalkan laboratorium.
3. Melakukan Percobaan
JANGAN PERNAH melakukan pekerjaan,
penyiapan sampel atau percobaan TANPA PENGAWASAN supervisor
laboratorium (asisten atau dosen).
Selalu persiapkan prosedur
keselamatan kerja SEBELUM bekerja di laboratorium. Anda harus mengacu
pada Material Safety Data Sheets (MSDS) setiap kali bekerja dengan
zat-zat kimia tertentu.
Cek semua peralatan sebelum
digunakan. Apabila terdapat kerusakan, segera laporkan kepada petugas
laboratorium untuk segera diganti/diperbaiki.
Pilihlah tempat yang tepat untuk
melakukan percobaan. Percobaan yang melibatkan zat-zat berbahaya dan
beracun harus dilakukan di dalam lemari asam.
DISKUSIKAN selalu setiap
perkembangan dalam percobaan kepada asisten atau dosen pemimpin
praktikum.
JANGAN meninggalkan suatu
percobaan tanpa pengawasan, terutama percobaan yang menggunakan
bahan-bahan yang mudah meledak atau mudah terbakar.
Jika perlu, TEMPATKAN TANDA
BERHATI-HATI DAN NAMA ANDA di tempat percobaan sedang dilakukan, jika
percobaan yang dilakukan cukup beresiko dan berbahaya.
Kenakan label nama dan NIM di jas
laboratorium agar mudah untuk dikenali dan dihubungi.
Lakukan selalu pengecekan terhadap
hal-hal yang menunjang keselamatan kerja setiap kali selesai
percobaan. PASTIKAN semua keran gas, keran air, saluran listrik dan
saluran vakum telah dimatikan sebelum anda meninggalkan laboratorium.
3. BAHAN KIMIA
Bahan-bahan kimia di laboratorium
kimia harus dianggap beracun dan berbahaya. JANGAN MAKAN DAN MINUM DI
LABORATORIUM!
Cucilah
tangan Anda setiap akan meninggalkan laboratorium!
Selalu nyalakan lemari asam ketika
bekerja di laboratorium. Kerjakan reaksi-reaksi yang melibatkan
senyawa yang mudah menguap dan mudah terbakar di dalam lemari asam!
Jika Anda menyimpan zat-zat yang
mudah menguap di meja Anda, tutuplah selalu wadah yang digunakan
untuk menyimpan zat tersebut!
Jika Anda menumpahkan zat kimia di
meja Anda, segera bersihkan dengan lap kering atau tissue. Buanglah
tissue atau lap kotor di tempat sampah yang disediakan di dalam
lemari asam. Jangan buang sampah di dalam wasbak!!
Jika Anda terkena zat kimia,
segeralah cuci dengan sabun dan bilaslah dengan air yang banyak.
KECUALI APABILA ANDA TERKENA TUMPAHAN/CIPRATAN BROM, FENOL ATAU ASAM
SULFAT PEKAT (H2SO4 PEKAT), HINDARI MEMBILAS DENGAN AIR!!!
Jika terkena brom, segeralah bilas
dengan anti brom yang disediakan di laboratorium. Kemudian setelah
beberapa saat, bilaslah dengan air yang banyak.
Jika terkena fenol, segeralah
bilas dengan anti fenol yang disediakan di laboratorium. Kemudian
setelah beberapa saat, bilaslah dengan air yang banyak.
Jika terkena asam sulfat pekat,
laplah bagian tubuh Anda yang terkena asam sulfat pekat dengan tissue
kering atau lap kering. Kemudian setelah beberapa saat, cucilah
bagian tubuh Anda dengan air sabun dan air yang banyak.
Zat-zat kimia berikut sangat
iritan, kecuali jika dalam konsentrasi encer: asam sulfat, asam
nitrat, asam hidroklorida (HCl), asam asetat dan larutan kalium
hidroksida dan natrium hidroksida.Berhati-hatilah!
Dimetilsulfoksida, walaupun tidak
iritan, tapi cepat sekali terserap oleh kulit.Berhati-hatilah!
4. Penanganan Khusus Zat-zat
Beracun dan Berbahaya
Anda harus mengetahui sifat fisik
dan kimia zat-zat yang akan digunakan dalam setiap percobaan. Baca
dan pahami MSDS tiap-tiap zat!
Beri label reagen dan sampel yang
digunakan.
Simpan zat-zat kimia di lokasi
yang sesuai.
JANGAN MEMBUANG zat-zat kimia ke
wasbak!
Pindahkan zat-zat kimia sisa,
residu atau zat tak terpakai ke botol-botol atau jerigen yang khusus
untuk zat-zat sisa, yang tersedia di laboratorium.
JANGAN PERNAH memipet sesuatu
dengan mulut!.
Segera bersihkan setiap tumpahan
zat kimia maupun air dengan lap kering. Laporkan setiap kejadian bila
Anda ragu cara menanggulanginya!
5. KECELAKAAN
Jika Anda terluka atau mengalami
kecelakaan di laboratorium, beritahu segera dosen jaga praktikum.
Segera hubungi pihak medis jika lukanya cukup serius.
TATA ALIRAN KERJA DAN
PENGATURAN LAB
Semua praktikan pada hari
pelaksanaan praktikum, menunggu waktu masuk lab, kemudian masuk
laboratorium dengan tertib
Tanda waktu masuk tepat pada jam
12.30. Praktikan langsung masuk, mengumpulkan laporan praktikum
sebelumnya dan mengisi daftar hadir/absensi, kemudian menuju meja
masing-masing.
Diwajibkan mengikuti penjelasan
dari pemimpin kelompok atau asisten yang ditunjuk (sekitar 15 menit)
Mengajukan bon peminjaman
peralatan yang diperlukan, misalnya termometer, buret, dll., kepada
petugas di lab.
Asisten akan membantu untuk
mengatur permintaan keperluan zat/pereaksi yang diperlukan untuk
percobaan pada hari tersebut.
Selesai menerima penjelasan
praktikum, praktikan kembali ke meja masing-masing, dilanjutkan
dengan
peminjaman
alat dan pengambilan bahan-bahan kimia yang diperlukan di tempat yang
disediakan secara bergiliran. Kemudian pemasangan peralatan, yang
terlebih dahulu dibersihkan atau dikeringkan.
Bekerjalah dengan tenang, cepat
dan tanpa ragu-ragu.
Bilamana menghadapi kesulitan atau
keraguan, janganlah segan-segan untuk menanyakan kepada asisten
kelompoknya.
Peralatan yang dipakai bersama dan
akan diletakkan oleh petugas pada tempat-tempat yang telah
ditentukan.
Baca dan pahami prosedur percobaan
ketika bekerja di lab. Jika Anda tidak mengerti, bertanyalah pada
asisten atau dosen pemimpin praktikum. Bekerja tanpa memahami akan
mengakibatkan kecelakaan fatal!!
Setelah selesai percobaan laporkan
dan seerahkan hasil percobaan (sintesis), yang ditempatkan dalam
botol kecil yang bersih dan diberi label yang berisi nama, NIM,
kelompok, nama zat, beratnya dan data fisik.
Buatlah laporan sementara yang di
acc oleh asisen laboratorium.
Kembalikan semua alat yang
dipinjam pada hari tersebut dalam keadaan bersih dan kering,
diperiksa petugas mengenai keutuhan dan jumlahnya. Laporkan juga
semua kerusakan alat yang anda lakukan kepada petugas
Campuran reaksi/zat supaya
dipindahkan ke tempat/labu kepunyaan sendiri, tutup dengan baik dan
diberi tulisan/peringatan. Jagalah dari kemungkinan tertumpah atau
terbakar.
Waktu untuk pulang paling lambat
jam 16.00, Bersihkanlah meja dan lantai tempat anda bekerja sebelum
anda pulang. Apabila ada percobaan yang belum selesai dan perlu
dilanjutkan hari berikutnya harus mendapat persetujuan dosen.
Nah, sekali lagi, selesai pratikum
Anda harus sudah mengecek:
Apakah alat-alat yang dipinjam
pada hari itu sudah dikembalikan?
Apakah tempat/meja kerja Anda (dan
lantai) sudah bersih kembali?
Apakah laporan sementara Anda
sudah di-acc/ditandatangan oleh asisten?
Apakah kran air dan listrik di
meja Anda sudah dimatikan?
Kalau sudah beres, dipersilakan
meninggalkan lab
D.
BAHAYA DI LABORATORIUM
Bekerja
dilaboratorium selalu ada kemungkinan terjadinya kecelakaan.
Kecelakaan dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu sikap dan
tingkah laku pekerja, keadaan yang tidak aman dan kelalaian pengawas
serta bahan kimia dan peralatan. kecelakaan dapat dihindari dengan
cara bekerja secara hati-hati dan disiplin mengikuti peraturan yang
umum ditetapkan didalam laboratorium.
a)
Sikap dan tingkah laku para pekerja
Sikap
dan tingkah laku pekerja yang kemungkinan bahaya dan akan memakai
alat pelindung diri, menempati urutan pertama sebagai penyebab
kecelakaan sikap dan tingkah laku demikian sering dimiliki oleh para
pekerja yang belum banyak pengalaman di dalam laboratorium. Dalam
dunia pendidikan, hal demikian wring terjadi pada praktikum-praktikum
mahasiswa tingkat pertama dan kedua mungkin pula pada tingkat yang
lebih tinggi.
b)
Keadaan yang tidak aman
Keadaan
yang tidak aman dapat disebabkan oleh bahan, alat dan teknis. Bekerja
dengan gas hidrogen sulfida, asam siarfida atau metil isosianat,
adalah contoh keadaan yang tidak aman kerena bahan tersebut
sewaktu-waktu dapat menimbulkan pencemaran ruangan kerja atau
lingkungan.keadaan meniadi lebih tidak aman seandainya alat ventilasi
ruangan, almari asam atau sistem pengaman gas (scrubber) lidak
bekerja dengan baik. Kesalahan teknik juga merupakan suatu keadaan
yang tidak aman. Seperti pemanasan eter atau asaton dengan api
terbuka atau melakukan reaksi kimia eksotermis tanpa pendinginan.
c)
Supervisor (pengawas)
Pengawas
juga memegang peranan penting. Prosedur dan cara kerja perlu
diberikan oleh pengawas secara jelas dan sempurna sebelum dikejakan
oleh para pelaksana. Juga sangat penting pengetahuan pengawas untuk
mengetahui setiap kemungkinan (mengantisipasi) bahaya yang timbul
dari suatu bahan dan percobaan kimia.
Jenis-jenis
bahaya di laboratorium
1.
Keracunan
Keracunan
sebagai akibat penyarapan bahan-bahan kimia beracun atau toksik,
seperti amonia, karbon monoksida, benzeyona, kloroform dan
sebagainya. Keracunan dapat berakibat fatal ataupun gangguan
kesehatan. Keracunan pada manusia dapat terjadi apabila zat racun
tertelan ,lewat kulit atau terhisap, oleh karma itu bekerja di
laboratorium harus lah menggunakan pelindung pernafasan ( masker),
pelindung mata ( kaca mata khusus), pelindung tangan ( sarung tangan)
dan pelindung tubuh ( jas Lab)
2.
Iritasi
Iritasi
sebagai akibat kontak dengan bahan kimia korosif seperti H2SO4, HCI,
natrium. hidroksida, gas C1 dan sebagainya. Iritasi dapat berupa luka
atau peradangan pada kulit saluran pernafasan dan mata.
3.
Kebakaran dan luka bakar
Kebakaran
dan luka bakar sebagai akibat kurang hati- hati dalam menangani
pelarut-pelarut organik yang mudah terbakar seperti eter, aseton,
alkohol sbb.
Kebakaran
dapat timbul oleh adanya bunga api, panas atau loncatan listrik clan
dengan adanya oksigen serta bahan bakar. Bila kebakaran terjadi saat
api masih kecil dapat di lakukan pemadaman menggunakan pemadam
tertentu sesuai dengan jenis kebakaran nya.
Kebakaran
di lab dapat di kelompok kan menjadi:
•
kebakaran kertas, kayu, karet, plastik, dan scjenis nya dapat di
atasi dengan
menggunakan
air yang berfungsi sebagai pcndingin dan untuk menye limuti bahan
dari oksigen.
•
Kebakaran pelarut organik seperti benzena, toluene dan eter dapat
padamkan dengan menggunakan busa. Busa adalah dispersi gas dalam
cairan yang berfungsi untuk mengisolasi bahan dari oksigen.
•
Kebakaran instalasi listrik yang dapat di atasi dengan menggunakan
gas CO2 dan halon (CF3Br).
•
Kebakaran logam –lagam alkali seperti kalium dan natrium. Dapat di
atasi dengan menggunakan Nbuk kering campumn natrium karbonat,kalium
klorida, kalium karbonat, dan amonium fosfat. Selain itu kebakaran
ini dapat di atasi dengan menggunakan CO2 dan halon.
4.
Merusak kulit
Bahan-
bahan yang merusak kulit:
Asam – asam kuat :H2SO4, HNC3,
HCL clan HF
Basa- basa kuat : Naoh , KOH
Asam dan baa lemah : Ch3COOh , (
COOH)2 NH4 OH
Lain- lain : H2 O2 pekat, brom
cair, dan lain-lain
Hindari
kulit, mata, dan bagian tubuh lain dari bahan – bahan kimia ini.
Pada saat mengambil cairan dari dalam botol, jangan sampai ada zat
yang tercecer dari dalam botol. Mengambil zat tidak boleh di hisap
dengan mulut melain kan dengan karet penghisap.
5.
Bahaya-bahaya lain
Seperti
sengatan listrik, keterpaan pada radiasi sinar tertentu,dan
pencemaran lingkungun. Jadi, jelas laboratorium kimia mengandung
banyak potensi bahaya, tetapi potensi bahaya apapun dapat di
kendalikan sehingga tidak menimbul kan kerugian. Suatu contoh, bahan
bakar bensin dan gas cair mempunyai potensi bahaya kebakaran yang
sangat besar.
Sumber-sumber
bahaya dalam laboratorium kimia
Bahan- bahan kimia yang berbahaya,
yang perlu kita kenal jenis, sifat, cara penanganan dan penyimpanan
nya. Contoh nya: bahan kimia beracun, mudah terbakar, eksplusif, dan
sebagai nya.
Teknik percobaan, yang meliputi
pencampuran bahan, destilasi, ekstraksi, reaksi kimia, dan sebagai
nya.
3.
Sarana laboratorium, yakni gas, air, listrik, dan sebagai nya.
Bahan-bahan
Kimia dan Cara Pcnanggulangannya
Untuk
memudah kan cara menangani dan menangani bahan kimia, bahan-bahan
kimia yang berbahaya dapat di kategori kan sebagai berikut:
bahan -- bahan kimia beracun atau
toksik(toxic subtances)
Pada
dasar nya semua bahan kimia adalah beracun, tetapi bahayanya terhadap
kesehatan sangat bergantung pada jumlah zat tersebut yang masuk
kedalam tubuh. Dalam Iaboratorium, bahan- bahan kimia dapat masuk
kedalam tubuh melewati tiga saluran yakni:
1.
Mulut atau tertelan. Hal ini jarang terjadi kecuali apabila ada
kesalahan memipet dengan mulut atau makan dan minum dalam lab.
2.
Melalui kulit,zat- zat seperti avilin, nitrobenzene, penol, paration,
dan asam sianida atau HCN mudah terserap.
3.
Melalui pernafasan. Gas, debu, dan nap mudah terserap lawat
pernafasan dan saluran ini merupakan sebagian besar kasus keracunan
yang terjadi. Gas- gas seperti sulfurdioksida (S02) dan CL2 dapat
mernberikan efek setempet pada jalan pernafasan. Tetapi gas- gas
seperti HCN, CO2, H2S nap Pb dan Zn yang telah terserap lewat
pernafasan akan segera masuk dalam darah dan terdistribusi keseluruh
organ- organ tubuh.
Efek akut dan kronis
efek
toksik bagi tubuh manusia terbagi dua yakni akut dan kronis. Efek
akut adalah pengaruh sejumlah dosis tertentu yang akibat nya dapat di
lihat atau di rasakan dalam waktu pendek contoh nya keracunan fenol
dapat menyebab kan diare dan keracunan gas CO dapat menimbulkan
hilang kesadaran atau kematian dalam waktu pendek.
Kronis
adalah suatu akibat keracuinan bahan- bahan kimia dalam dosis kecil
tetapi terus menerus dan efek nya baru dapat di rasakan dalam jangka
panjang. Menghirup uap benzena dan senyawa hidrokarbon terklorinasi
(seperti kloroform, karbon tetraklorida ) dalam keadaan rendah
tetapi terus-menerus akan menimbulkan penyakit hati atau lever.
Demikian pula uap timbal akan menimbulkan kerusakan dalam darah.
Bahan-
Bahan Kimia Korosif / iritant
Bahan
kimia dapat di kelompok kan sesuai dengan wujud zat yaitu
Bahan korosif cair.
Dapat
menimbulkan iritasi setempat sebagai akibat reaksi langsung dengan
kulit, proses kelarutan atau denakurasi protein pada kulit atau
akibat gangguan kesetimbangan membran dan tekanan osmosa pada kulit.
Pengaruh iritasi akan bergantung pada konsentrasi dan lamanya kontak
dengan kulit. Asam sulfas pekat dapat menimbulkan luka yang sukar
dipulihkan.
Contoh
bahan korosif cair adalah
Asam mineral
Asam nitrat
Asam sulfas
Asam klorida
Asam fluorida
Asam fospat
Asam organik
Asam forniat
Asam asetat
Asam monokloro asetat
•
Pelarut organik :
Petroleum, karbon disulfide
Hidrokarbon terklorinasi,
terpentin
Bahan kimia korosif padat.
Iritasi
yang ditimbulkan oleh zat padat korosif amat bergantung pada
kelarutan zat pada Wit yang lumbar. Sifat korosif dan pangs yang
ditimbulkan akibat proses pelarutan adalah penyebab iritasi. Meskipun
zat padat korosif kurang bahaya dibandingkan dengan bentuk cair,
tetapi larutan pekat dan dispersi zat padat dalam cair (slaty)
mempunyai bahaya yang lebih besar.
Cara
penanganan bahah kimia korosif padat mirip bentuk cairnya, yakni
mencegah kontak dengan bahan dengan cara memakai pelindung diri
(sarung tangan, kaca mats, dsb)
Bahan korosi bentuk gas
Bentuk
gas mcrupakan yang paling berbahaya dibandingkan dengan bentuk padat
dan dalam bentuk cair karena yang diserang adalah saluran pernafasan.
Kelarutan gas dalam permukaan salaran yang Iembab atau lender
menentukan bahaya gas tersebut disamping jenis zat. Suatu contoh, gas
amonia bila terhisap akan menyebabkan pembekakan pada bagian atas
saluran pernafasan yang mungkin dapat menimbulkan kematian. Hal ini
berbeda dengan fosgen yang meskipun sedikit dapat menimbulkan
iritasi, tetapi dapat menyebabkan kecelakaan fatal arena dapat
merusak sel udara dalam paruparu. Gas klor mempunyai sifat bahaya
diantara amonia clan fosgen.
Jenis
gas iretant dapat digolongkan pada besar kecilnya kelarutan yang juga
menentukan daerah-daerah serangan pada alat pernafasan. Golongan
tersebut adalah sebagai berikut
Amat
larut, dengan daerah serangan pada bagian alas saluran pernafasan
Contoh
: amonia, asam klorida, asam florida, formal dehid, asam asetat,
sulful klorida,tionil klorida dan sulfuril klorida.
Kelarutan
sedang. Efek pada saiduran pernafasan bagian atas dan yang lebih
dalam (bronchia) : belerang oksida, klor, brom, arsentriklorida,
fosfor triklorida dan fosfor penta klorida.
Kelarutan
kecil, tetapi efeknya pada alat pernafasan bagian. dalam : ozon,
nitrogen.
Efek
iritasi oleh mekanisme bukan pelarutan : akrolein,
dikloroetilsulfida, diklorometileter, kloropikrin dan, dimetil
sulfat.
Kelompok
terakhir merupakan keanehan di banding kan dengan tiga kelompok yang
yang sebelumnya. Contoh aklorin dan dimetilsulfat sedikit larut dalm
air, tatapi sangat iritant terhadap mata dan saluran pernafasan.
Bahan
Kimia Yang Mudah Terbakar ( Flammable Subtances)
Meskipun
kebakaran tidak hanya terjadi dalam laboratarium kimia, tetapi
laboratorium kimia mempunyai kemungkinan besar untuk terjadi nya
kebakaran. Hal ini di sebab kan selain ada nya penggunaan listrik dan
pemanas lain juga banyaknya dipakai bahan kimia yang mudah terbakar
atau menimbul kan kebakaran. Memang di indonesia sampai saat ini baru
beberapa kali terjadi kebakaran besar dalam laboratorium kimia.
Tetapi kebakaran kecil menimbul kan kepanikan dan kecelakan sering
terjadi dalam lab kimia.
Untuk
dapat menghindar kan terjadi nya kebakaran perlu kira nya dapat di
hayati proses terjadi kebakaran, bahan kimia mudah terbakar, dan cara
penanggulangan kebakaran.
1.
Proses kebakaran atau terjadi nya api
Banyak
kemungkinan pekerjaan dan percobaan lab yang dapat menimbul kan
kebakaran beberapa kemungkinan tersebut kadang kala dapat di
perkirakan kalau kita dapat memahami teori terjadi nya api yang di
sebut segi tiga api.
Ada
bahan yang mudah terbakar dengan oksigen, tetapi apabila suhu tidak
cukup tinngi, maka api atau proses kebakaran tidak akan terjadi.
Dengan demikian pula pada bahan panas, tetapi bila oksigen tidak
cukup, api pun tidak akan terjadi dengan demikian, usaha untuk
menghindar kan terjadi nya api, pada prinsip nya menghindara kan
salah satu dari unsur tersebut di atas.
2.
Jenis- jenis bahan kimia yang mudah terbakar.
Kebanyakan
bahann kimia yang mudah terbakar dalam laboratorium dapat di golong
kan menjadi tiga golongan yakni :
a.
padat belerang, fosfor merah dan kuning, hidrida logam, logam alkali,
dll
tekanan
yang terlepas atau dadakan selain itu ciri khas bahaya utama adalah
kebocoran yang akan mengeluarkan gas dalam waktu amat pendek.
Bahan-
bahan kimia radioaktif.
Bahan
kimia radioktif adalah bahan kimia yang dapat mengantar kan radiasi
sinar alfa, beta atau gams zat radioaktif banyak di pakai dalam lab
sebagai bahan untuk sintesis dan analisis. Dapat pula di pakai dalam
pengobatan. Sinar gama mempunyai energi clan daya tembus yang lcbih
besar dari pada sinar beta, lebih kuat dari pada sinar alfa. Sinar-
sinar radiasi tersebut dapat mengganggu atau merusak sel- sel tubuh.
Bahaya
radiasi dapat pula berasal dari dalm tubuh. Hat ini terjadi karena
masuk nya zat- zat radioaktif lewat paru- paru (berupa cap atau debu
) mulut atu kulit. Dalam hal ini bahan pemancar radiasi alfa dan beta
adalah sudah cukup berbahaya, karena dapat beredar keseluruh tubuh
lewat peredaran darah atau beraklimulasi dengan organ- organ
tertentu, bergantung pada jenis zat
LABEL
DAN PENYIMPANAN BAHAN KIMIA.
Cara
penyimpanan bahan kimia memerlukan pengetahuan dasar akan sifat
bahaya serta kemungkinan interaksi antar bahan serta kondisi yang
mempengaruhi nya. Tanpa memperhatikan semua faktor tersebut dapat
mengakibatkan kebakaran, ledakan, keracunan atau kombinasi di antara
kemungkinan ketiga akibat tersebut
1.
Pengaruh panas atau api
Kenaikan
suhu akan menyebabk-an reaksi atau perubahan kimia terjadi dan
mernpercepat reaksi. Juga percikan api berbahaya untuk bahan-bahan
yang mudah terbakar
2.
Pengaruh kelembaban
zat-zat
higroskopis, mudah menyerap uap air dan Udara dan reaksi hidrasi yang
eksotermis dan menimbulkan pemanasan ruang.
3.
Interaksi dengan wadah
Bahan
kimia dapat berintekrasi dengan wadahnya dan bocor
4.
Interaksi antara bahan
5.
Kemungkinan dapat menimbulkan ledakan, kebakaran, atau timbulnya gas
beracum.
Alat-Alat
Pemadam Kebakaran
Pada
prinsipnya pemadam kebakaran berfungsi salah satu atau lebih kriteria
berikut :
1.
menurunkan suhu bahan yang terbakar
2.
mengurangi kontak dengan oksigen
3.
mengurangi redikal penyebab reaksi berantat
Jervis
Pemadam Kebakaran
a.
Air
Air
berfungsi sebagal pendingin dan menyelimuti bahan dan O2 oleh, adanya
uap air yang terbentuk. pemadam air amat baik untuk
Kebakaran kertas, kayu, karet, dsb
(kelas A).
Jika kebakaran pelarut organik
(kelas B) tidak di anjurkan menggunkan air karea akan memperbesar
kobaran api, kecuali pelarut organik yang larut dalam air .
Kebakaran akibat listrik (kelas C)
aliran listrik harus dipadamkan terlebih dahulu karena akan
menimbulkan hubungan pendek.
Kebakaran logam alkali dari alkali
tariah (kelas D) tidak di dianjurkan memakai air
b.
Busa
Adalah
disperse gas dalam cairan, berfungsi mengisolasi bahan dan oksigen
untuk kelas (A) atau kebakaran biasa kelas B atau kebakaran pelarut
organic
Bubuk
busa berfungsi :
Melindungi bahan dari 02
Melindungi bahan dari radiasi
panas
Menyerap radikal pembentuk reaksi
lantai
Jenis
pemadam ini baik untuk kelas A, B dan D. Kelemahan dari pemadam ini
tidak efektif untuk tempat berangin. Karena dapat dapat timbul
kembali setelah dipadamkan.
c.
Gas CO2
Gas
CO2 bertekanan tinggi, jenis pemadam ini sangat baik untuk segala
jenis kebakaran (segala kelas). Karna mengisolasi bahan dari 02.
Kelemahan jenis ini dapat terjadi penyalaan kembali.
d.
Halon
Suatu
senyawa hidrokarbon yang terhalogenasi, dengan baik untuk kebakaran
segala kelas, lebih praktis clan CO2 karma mempunyai volume yang
lebih kecil.
Peralatan
pemadam kebakaran diatas harus tersedia dalam suatu lab kimia,
mengingat sangat banyaknya kemungkinan kebakaran. Namun hal yang
sangat penting adalah bahwa para pekerja atau mahasiswa yang bekerja
dalam lab harus mengetahui letak pemadam kebakaran dan cara
operasinya.
Alat-Alat Pelindung Diri
Alat
pelindung diri berfungsi mengisolasi tubuh pekerja terhadap keterpaan
bahan kimia berbahaya. Beberapa peralatan pelindung diri yang minimal
diperlukan adalah :
Pakaian kerja atau jas
laboratorium
Berfungsi
sebagai pelindung tubuh atau Pakaian dari kontak dengan bahan kimia
atau panas.
Kaca mata dan goggles
Untuk
bekerja dalam lab karena amat rawan terhadap percikan asam, basa atau
terhadap pecahan kaca atau. gelas.
Alat pelindung pernafasan
Sebagai
pelindung masuknya bahan-bahan kimia beracun atau korosif lewat
saluran pernafasan.
Sarung tangan
Untuk
menangam bahan-bahan kimia yang panas.
E.
PERTOLONGAN PERTAMA SEDERHANA PADA KECELAKAAN DALAM LABORATURIUM
Beberapa
tindakan pertolongan pertama sederhana pada suatu kecelakaan di
laboraturium diantaranya:
Luka bakar kecil disiram air
dingin dulu , lalu di obati dengan asam pikrat, salf butesin, salf
tannin atau larutan tannin 5%
Apabila kulit atau asam terkena
asam , maka cucilah kulit atau baju dengan air yang banyak , kemudian
netralkan kan denganlarutan amoniak 5%
Apabila kulit atau baju terkena
basa maka cuci lah kulit atau pakaian dengan air yang banyak dan
netralkan dengan larutan asam boart 4% atau asetat 1%
Mata yang terkena asam dapat di
cuci denga air yang banyak kemudian netralkan dengan larutan
Na-bikarbonat 5% dengan sebuah eye cup.sebagai obat pereda, setelah
penetralan, maka tetesi dengan mineral oil.
Mata yang terkena basa dapat di
cuci denga air yang banyak kemudian netralkan dengan larutan asam
borat 4%. sebagai obat pereda, setelah penetralan, maka tetesi dengan
mineral oil.
Apabila basa kuat masuk ke mulut ,
keluarkan basa itu kemudian cuci mulut dengan asam asetat 4% .
berilah mineral oil pada mulut untuk mencegah dehidrasi dan
pembengkakan.
Apabila asam kuat masuk kemulut ,
keluarkan asam itu lalu kemudian cucic mulut dengan air kemudian
netralkan dengan asam bi karbonat 5%
Apa bila asam-asam mineral atau
organik terminum hindari pemuntahan beri bubur magnesia atau air
kapur dan apabila basa kuat terminum beri asam cuka 55 atau air
jeruk.
BAB
3
PENUTUP
Kesimpulan
Mengetahui langkah- langkah dalam
melakukan pratikum amatlah penting untuk kesaelamatan kerja pratikan.
Untuk dapat melakukan pratiku m
seorang pratikan harus mematuhi setiap tata tertip yang ada.
Mempelajari sifat zat dan alat
pratikum serta memahami tentang pertolongan pertama pada kecelakaan
labor dapat mencegah terjadinya hal yang tak diiinginkan selama
pratikum berlansung.
DAFTAR
PUSTAKA
Imam
Khasani, Soemanto. Keselamatan kerja dalam laborium kimia. Jakarta:PT
Gramedia
Nazarudin
& Afrida.2002. Penuntun Praktikum Kimia dasar. Unja
Dalima
DAW.Keselamatan Kerja di Laboratorium dan Lingkungan,Penataran Analis
RSPertamina,
Jakarta, 1-14 Maret 1991.
Soemanto
Imamkhasani.
Keselamatan Kerja
dalam Laboratorium Kimia,
Penerbit PT.Gramedia,
Jakarta, 1990.Juli Soemarsono.
Pengamanan
Kerja dalam Laboratorium Klinik , Musyawarah Nasional I,Ikatan
Laboratorium Kesehatan Indonesia, Jakarta, April 1997.
Syukri
Sahab MS.Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Teknik
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja,Penerbit PT. Sumber
Daya Manusia, Jakarta 1997.Pelaksanaan
Masalah Evaluasi *Diagram : Siklus Manajemen * /Cermin
DuniaKedokteran No.
154, 2007/ /6/
\
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus